Minggu, 18 Desember 2016

PENGARUH HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA BEBERAPA PANDANAGN ALIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG

           Masing-masing individu lahir kedunia dengan suatu hereditas tertentu.Ini berarti, bahwa karakteristik individu di peroleh melalui pewarisan atau pemindahan dari cairan -cairan “germinal” dari pihak orang tuanya. Di samping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis maupun lingkungan sosial.Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hederitas dan lingkunga.Agar kita mengerti dan mengontrol perkembangan tingkahlaku manusia, kita hendaknya mengetahui hakikat dan peranan masing-masing (hereditas danl ingkungan) dan bagaimana fitrah seorang peserta didik dalam aliran empirisme, nativisme dan konvergensi yang di dalamnya terpaut dalam pandangan Islam.

B.     RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian hereditas dan lingkungan?
2. Apa pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan ?
3. Apa pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan ?
4.  Bagaimanakah kontribusi yang saling berhubungan dari hereditas dan lingkungan?
5. Bagaimanakah pandangan aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia.
6. Apa persamaan dan perbedaan aliran empirisme, nativisme dan konvergensi dengan pandangan Islam?
7. Bagaimanakah fitrah peserta didik yang di tinjau berdasarkan aliran empirisme, nativisme dan konvergensi menurut pandangan Islam ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa definisi hereditas dan lingkungan itu sendiri.
2. Untuk mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia.
3. Untuk mengetahui kontribusi yang saling berhubungan dari hereditas dan lingkungan.
4. Untuk mengetahui pandangan aliran empirisme, nativisme dan konvergensi baik menurut pandangan barat dan Islam.
5. Untuk mengetahui fitrah peserta didik menurut beberapa aliran dalam pandangan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN HEREDITAS DAN LINGKUNGAN
            Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan, atau pemindahan biologis, karateritis, individu, dari pihak orang tuanya. Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh.
            Orang sering mengartikan lingkungan, secara sempit seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia atau individu, lingkungan itu sebenarnya mencangkup segala materil dan stimuli didalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosialkultural. [1]
B.     PENGARUH HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
1.                  Penemuan dari Abbot Gregor Mandel ( 1867)
Setiap hasil pengamatan oleh Mendel dianalisis dengan menghasilkan kesimpulan yang terkenal dengan sebutan “ Hukum Mendel”. Hukum Mendel ini di laporkan dalam sebuah paper pada tahun 1865 yang kemudian di terbitkan tahun 1866. Hukum Mendel terditri atas tiga item, masing-masing berbunyi sebagai berikut:
a.       Sifat-sifat warisan atau keturunan di hasilkan oleh apa yang di sebut Mendel. “ elements”  atau  faktor”  yang di teruskan dengan tidak berubah dari generasi yang satu ke generasi yang berikutnya.
b.      Dalam masing-masing individu, elemen-elemen, faktor- faktor itu berbentuk pasangan-pasangan , di mana dalam satu pasangan dua elemennya mempunyai pengeruh yang berbeda, salah satu elemen mendominasi elemen lainnya sehingga dapat di katakan, bahwa elemen yang satu adalah “ dominant” dan elemen yang lainnya “recessive”.
c.       Ketika benih-benih terbentuk dalam individu, para anggota masing-masing pasangan elemen memisahkan diri dari pasang-pasangan lainnya sehingga membentuk pasangan baru dimana satu dari dua elemen yang berpasangan berasal dari masing-masing induk ( orang tuanya), dan ini di turunkan kepada keturunan atau anak cucunya.[2]

2.                  Penemuan T.H Morgan (1907)
Setiap kromosom  organisme mengandung banyak gen. Dua gen atau lebih yang terdapat pada satu kromosom di sebut tertaut gen (gen linked). Peristiwa terbentuknya gen tertaut ini di sebut tautan atau pautan. Gen-gen yang tertaut tersebut mempunyai dua sifat beda dan terletak pada kromosom yang sama. Selain itu, gen-gen ini tidak dapat memisahkan diri secara bebas yang sama. Selain itu, gen-gen ini tidak dapat memisahkan diri secara bebas terutama pada gen-gen yang letaknya berdekatan. Mereka cenderung memisah secara bersama-sama . terori ini di kembangkan oleh Morgan dan Sutton pada tanaman ercis bunga ungu pollen  lonjong (PPLL) yang di silahkan dengan bunga merah pollen bulat ( ppll). Hasil temuannya pada F1 adalah bunga ungu pollen lonjong  ( PpLl). Adapun hasil pada F2 ternyata dihasilkan rasio fenotip : ungu: merah = 3:1. Berikut ini contoh persilangan ercis yang memiliki tautan gen.[3]
Berikut ini adalah bagan penyilangannya.
            P1                    unggu pollen lonjong >< merah pollen bulat

                                                PPLL                                       ppll
            Gamet                         PL                                           pl
F1                                            PpLl ( ungu pollen lonjong) 100 %
Jika F1 disilangkan dengan F, maka
            P2                    unggu pollen lonjong >< unggu pollen lonjong
            Gamet             PpLl                                        PpLl
                                    PL                                           PL
                                    Pl                                             Pl
                                    pL                                            pL
                  pl                                             pl
 Rasio fenotip F2 = ungu lonjong : merah lonjong : ungu bulat : merah bulat = 9 : 3 : 3 :1, jadi rasio Fenotip ungu dan merah yakni 3 :1
3.                  Proses Hereditas dalam pertumbuhan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas adalah sebagai berikut:
a.    Sifat-sifat pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh kombinasi-kombinasi “genes”
b.   Sel-sel benih dari masing-masingorang tua ayah dan ibu berisikan bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya pembiakan sel-sel.
c.    Sel-sel diri ayah dan dari ibu bertemu dan berinteraksi menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi “genes” pada anak keturunannya.[4]
4.                  Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan.
Tingkah laku manusia dapat di lakukan, terdiri atas empat macam:
a.    Insting yakni aktivitas yang hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar.
Contoh: ketika seorang bayi dengan sendirinya belajar untuk tengkurap tanpa dia belajar dari lingkungan orang lain.
b.   Habits yakni kebiasaan yang di hasilkan dari latihan atau aktivitas yang berulang ulang.
Contoh: Makan menggunakan tangan kanan yang di latih waktu kita masih   kecil, sampai sekarang menjadi suatu kebiasaan.
c. Native Behavor yakni tingkah laku pembawaan, mengikuti mekanisme hereditas.
Contoh: Emosional pada bapak biasanya akan menurunkan kepada anaknya.
d.      Aqcuired behavor yakni tingakah laku yang didapat sebagai hasil belajar.
Contoh : anak manusia di India yang di besarkan oleh sipanse, dari pola berjalan dan makan sama apa yang dilakukan oleh sipnse. Ketika anak tersebut di masukan ke dalam rehabilitas untuk menyesuaikan bagaimana kehidupan manusia, anak tersebut  lama untuk  bisa menyusuaikan diri dan akhirnya mati.
C.    PENGARUH HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN
1.      Pewarisan sifat genius
Pewarisan genius menurut Francis Galton adalah merupakan pewarisan dari hereditas. Hal ini dia peroleh dari hasil penelitian yang dilakukannya terhadap
beberapa keluarga. Para psikolog pun akhirnya tidak setuju menurut  mereka Galton lalai dalam melakukan penelitian. Psikolog itu adalah A. De Candolle, dia berpendapat bahw yang mempengaruhi adalah faktor lingkungan bukan hereditas. Hal ini didukung oleh Henry H. Goddard (1912) yang telah membuktikan pendapat dari Candolle.
Pertumbuhan mental adalah hal yang perlu diteliti karena sangat mempengaruhi pada individu. Seorang ilmuan yang sudah melakukan penelitian yaitu Winthrop N. Kellogg, dia melakukan penelitian terhadap anak yang berusia 10 bulan dan anak simpanse yang berumur 7,5 bulan. Setelah melakukan penelitian yang cukup  lama, Kellog telah menemukan jawabannya. Perkembangan mental simpanse dengan manusia ternyata lebih cepat pada masa masa itu. Lalu dalam perkembangan selanjutnya simpase mengalami penurunan . Berganti yang anak manusia lebih cepat berkembang. Hal ini membuktikan bahwa adanya pengaruh hereditas terhadap perkembangan individu dalam setiap kehidupannya.[5]
2.         Penelitian tentang pertumbuhan anak kembar
Ada dua macam anak kembar, masing-masing yaitu :
a.      Fratenal twins( kembar fratenal) yaitu terjadi jika sebuah indung telur wanita melepaskan dua telur ( bukan satu) dan setiap telur dibuahi oleh sebuah sperma yang berbeda. Kembar fratenal  merupakan pasangan dalam kandungan, namun secara genetis mereka tidak mirip di bandingkan pasangan saudara kandung atau kembar, di samping itu mereka juga dapat berjenis kelamin berbeda.[6]
b.     Indentical twins ( kembar identik)  yaitu saudara kembar yang tumbuhsatu sel telur saja.[7]Maksudnya jika sebuah sel telur yang telah di buahi terbelah menjadi dua bagian, kemudian berkembang menjadi dua embiro yang terpisah.[8]
Penelitian yang dilakukan terhadap anak kembar. Hal ini telah dilakukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Edward L. Thorndike. Dia melakukan penelitian terhadap anak kembar sebanyak 50 pasang anak. Setelah diadakannya penelitian itu ternyata dapat disimpulkan bahwa nilai yang didapat hampir sama. Tes juga diberikan kepada anak yang tidak kembar juga, dan ternyata hasilnya lebih baik yang ada dalam kembar. Hal ini membuktikan bahwa hereditas sangatlah mempengaruhi pertumbuhan kemampuan si anak dalam pembelajarannya. Penelitian ini juga dilakukan oleh Wingfield Holzinger dan Mc. Nemar hasilnya pun sama dengan yang didapat oleh Edward.[9]

D.    KONTRIBUSI YANG SALING BERHUBUNGAN DARI HEREDITAS DAN LINGKUNGAN

1.      Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan fisik,
Sumbangan heriditas : tinggi , bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan oleh pertumbuhan potensi potensi atau sifat-sifat dalam gen.
Sumbangan lingkungan : segenap pengaruh hereditas itu dapat di ganggu olehlingkungan yang abnormal. Terlebih lebih kesehatan jasmaniyah dan kehidupan itu sendiri tergantung pada baik-tidaknya pemeliharaan.
2.      Dalam bidang pertumbuhan dan perkembangan mental.
Sumbangan hereditas : bukti-bukti menunjukkan, bahwa anak-anak yang lahir dengan berbagai  kapasitas mental, dengan berbagai potensi musik, melukis, menyanyi, menukang, berpidato dan sebagainya, dalam batas-batas tertentu adalah tumbuh dan berkembang secara genetis.
Sumbangan lingkungan : lingkungan-lingkungan yang baik dibutuhkan untuk mengembangkan kapasitas mental pada taraf-taraf yang diharapkan.
3.      Dalam bidang kesehatan mental dan emosi serta kepribadian
Sumbangan hereditas : manusia dilahirkan dengan struktur sistem jasmaniah seperti saraf, kelenjar-kelenjar, dan organ-organ yang semua itu  menentukan stabilitas emosi serta membedakan kapasitas mental.
Sumbangan lingkungan : sudah jelas jika ada anak-anak yang tinggal dalam lingkungan yang bersi dan sehat, yang dalam keluarganya itu penuh kasih sayang dan ramah tamah, maka besar kemungkinan anak itu tumbuh dan berkembang dengan mental dan emosi yang baik.
4.      Dalam hal sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai.
Sumbangan hereditas : posisi dan pandangan hidup sangat banyak tergantung pada kapasitas-kapasitas pribadi yang dalam batas tertentu adala diwariskan.
Sumbangan lingkungan : sikap-sikap, keyakinan, nilai-nilai itu kebanyakan berkembang dari kultur dimana mereka dilahirkan. Yang kemudian sangat dipengaruhi oleh ego, pribadi dan belajar. Karena itu ,lingkungan ikut membentuk sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai pada individu.[10]

           

E.     PANDANGAN ALIRAN EMPIRISME, NATIVISME DAN KONVERGENSI TENTANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
1.      Aliran Empirisme atau aliran lingkungan
Aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan itu semata- mata tergantung kepada faktor lingkungan, sedangkan dasar tidak memainkan sama sekali.[11] Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran nativisme, dengan contoh utama John Locke ( 1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The school of British Empiricism” yang di maknai sebagian pemikir Amerika dengan nama aliran lingkungan atau psikologi lingkungan.[12]
Ada juga yang mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas putih bersih atau semacam tabula rasa( tabula = meja, rasa = lilin), yaitu meja yang tertutup lapisan lilin putih. Kertas putih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Begitu pula meja yang berlilin, dapat dicat dengan warna warni, sebelum di tempelkan. Anak di umpamakan bagaikan kertas putih yang bersih, sedangkan warna tinta, di umpamakan sebagai lingkungan ( pendidikan) yang akan berpengaruh terhadapnya.[13]
Contohnya ketika seorang bayi baru berumur 1 tahun, seorang bayi tidak tahu apa yang di lakukannya, sampai seorang ibu memberi pendidikan maupun yang lainnya. Dengan seksama seorang bayi akan merespon dan mengikuti apa yang seorang ibu lakukan.
2.      Aliran Nativisme atau aliran pembawaan
Aliran nativisme merupakan sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Athur Schopenhauer ( 1788- 1860), seorang filosof  Jerman. Aliran filsafat ini konon di juluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan “ kacamata hitam”. Hal ini di karenakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Aliran ini mengemukakan bahwa manusia yang baru di lahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun di takdirkan demikian. Manakala pembawaanya itu baik, baik pula anak itu kelak, ataupun sebaliknya bila naka itu buruk  maka buruk pula pada masa dewasanya.[14]
           contoh  aliran nativisme, ada seorang ibu yang melahirkan anaknya di tangah hutan, tetapi si ibu tersebut meninggal dunia seketika. Bayi tersebut kemudian di pelihara oleh seekor serigala, dari yang mengurus, memberi makan dan lain-lain. Pengurusan itu dapat berarti sebagai suatu pendidikan ( lingkungan) yang berpengaruh terhadap anak manusia. Kita tahu bahwa serigala hanya dapat berjalan dengan menggunakan keempat kakinya.Tapi seketika itu induk serigala merasa aneh, karena anak peliharaanya dapat berjalan dengan dua kaki.Padahal serigala tadi memberi contoh pengajaran dengan menggunakan empat kaki.Dengan demikian, menurut aliran ini, anak manusia itu tidak perlu untuk di beri pendidikan, karena baik atau buruknya anak tersebut sudah di tentukan oleh pembawaannya sejak lahir.

3.      Aliran konvergensi atau aliran persesuaian
Aliran ini merupakan perpaduan antara empirisme dan nativisme, yang keduanya di pandang sangat berat sebelah.Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini yakni Louis William Stern ( 1871-1938). Menurut aliran ini faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada lingkungan atau pengalaman, juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada dua faktor yang sama pentingnya.
            Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang di berikan lingkungan pontensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan seorang anak. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan rusak, bahwa melumpuhkan potensi psiko-fisis anak.[15]
F.     PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ALIRAN EMPIRISME, NATIVISME DAN KONVERGENSI DALAM PANDANGAN ISLAM
Persamaannya:
Keduanya mengakui pentingnya faktor pembawaan. Peserta didik berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Sedang pendidik bertugas mendampingi peserta didik mengembangkan potensinya. Jadi, pendidik hanya sebagai fasilitator dalam pendidikan.
Perbedaannya:
Dalam pendidikan Islam karena adanya nilai agama yang memiliki kebenaran mutlak maka pendidik bukan hanya sekedar pembantu tetapi ia bertanggungjawab akan terbentuknya kepribadian muslim pada peserta didik.[16]Jadi, tanggung jawab pendidik dalam perspektif Islam lebih besar daripada pendidik perspektif aliran nativisme.

G.    BAGAIMANA FITRAH ANAK DIDIK YANG DI TINJAU BERDASARKAN ALIRAN EMPIRISME, NATIVISME DAN KONVERGENSI DALAM PANDANGAN ISAM
Sebelum kita membahas lebih jauh, alangkah baiknya apabila kita mengetahui apayang di maksud dengan peserta didik atau anak didik.
Pendidikan ibarat uang logam, selalu memiliki dua sisi. Satu pihak bertugas mengajar, sedangkan pihak yang lain tugasnya belajar. Satu sisi memberi, sisi lain menerima. Anak didik merupakan salah satu dari dua sisi tersebut yang memiliki tugas menerima konsep pendidikan agar dalam dirinya terbentuk islam muslim yang tahu akan Tuhan dan agamanya. Demikian pula ia harus memiliki akhlak al-Quran, bersikap dan bertindak sesuai akidah al-Quran, berfikir dan berbuat demi kepentingan umat.[17]
Anak didik dalam pandangan Islam adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik dan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan melalui lembaga pendidikan. Manusia yang belum dewasa, dalam proses kematangan dan integrasi, adalah objek pendidikan. Artinya mereka adalah sarana atau “ bahan” yang di bina.[18]
Pengertian tersebut memberikan arti bahwa anak didik adalah anak yang belum dewasa, yang dalam artian mencerminkan keinginan untuk tumbuh dan berkembang dari orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah anak didik keluarga, siswa atau murid adalah anak didik di sekolah.Ini menandakan bahwa keseluruhan anak tersebut sangat tergantung pada orang dewasa yang harus memahaminya sebagai orang sangat membutuhkan bantuan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan pengertian dan tujuan pendidikan Islam.
1.      Fitrah peserta didik menurut aliran nativisme dalam  pandangan Islam
Para penganut aliran nativisme berpandangan bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk.Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir.Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan keberhasilan pendidikan di tentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa “ yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi baik”. Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak itu sendiri dalam proses belajarnya. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Pembawaan baik dan buruk ini tidak dapat di ubah oleh kekuatan luar, Islam menyebutnya dengan fitrah, sebagaimana yang di sebutkan dalam al-Quran :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚفِطْرَتَ الَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚلَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ الَّهِ ۚذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah : (tetaplah atas) fitrah [19]Allah  yang telah menciptakan manusia fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah ) agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. ( QS. Ar-Rum [30]: 30)

Hal tersebut mengandung implikasi kependidikan bahwa di dalam diri manusia terdapat potensi dasar beragama yang benar dan lurus yaitu agama Islam. Potensi dasar inilah yang tidak dapat di ubah oleh siapapun atau lingkungan apapun, karena fitrah ini merupakan ciptaan Allah yang tidak akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya dalam tiap pribadi manusia. Berdasarkan interprestasi demikian, maka pendidikan Islam bisa dikondisikan berfaham nativisme. Selain itu juga terdapat sabda Nabi Saw yang dapat di jadikan sumber pandangan nativisme seperti berikut ini :
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ بَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُوْلُ آَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ (فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ( أخرجه البخاري في كتاب الجنائز )

 Dari Abu Hurayrah, Ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya-lah yang menjadikannya seorang yahudi, Nasrani, atau majusi…..” ( al-Bukhari & Abu Daud)

Pengertian yang bersumber dari dalil di atas diperkuat oleh imam Ibn Katsir yang berpendapat bahwa agama Islam adalah agama fitrah.[20] Pendapat Muhammad Abduh ini serupa dengan pendapat Abu A’la Al- Maududi yang mengatakan agama Islam adalah identik dengan watak asli manusia ( human nature).[21] Manusia menerima Islam bukan karena paksaan , melainkan karena adanyakecendrungan asli itu yaitu fitrah Islamiah.
2.      Fitrah peserta didik aliran empirisme menurut pandangan Islam
Pengalaman belajar yang di peroleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.Stimulasi ini berasal dari ala bebas ataupun di ciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.Bahwa anak dalam perkembangannya menjadi manusia dewasa mutlak di tentukan dan di pengaruhi oleh lingkungannya, atau oleh pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Dengan ibarat lain, bahwa akal anak itu laksana kertas putih ( tabula rasa).
      Para pakar pendidikan yang berpendapat demikian seperti John Locke ( filosof barat ), dan al-Kindi, Ibn Sina, al-farabi  ( filosof  Islam ), sebagaimana  di kutip oleh al-Syaibani.[22] Dengan demikian menurut aliran ini, pada dasarnya manusia dapat di didik menjadi apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Dalam aliran ini dalil-dalil yang dapat di interprestasikan untuk mengartikan “ fitrah” yang mengandung kecenderungan yang netral ialah antara lain sebagai berikut :
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Dan Dia memberi pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”( QS. An-Nahl [16] : 78).

Fitrah Allah tersebut, menjadi petunjuk bahwa kita harus melakukan usaha pendidikan sebab dengan potensi pendengaran, penglihatan, dan hati, manusia bisa di didik.
Terdapat juga dari surat Al-‘Alaq 3-4 di nyatakan oleh Allah sebagi berikut :
إِقْرَأْ وَ رُبُّكَ الأَكْرَامُ
ا لّذْ ي عَلَّم بِا لْقَلَمْ

“ Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar”
( manusia) dengan perantara kalam”. ( QS> Al-‘Alaq [96]: 3-4).
 Ayat tersebut menunjukan bahwa manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat.  Pengetahuan manuisa akan berkembang jika melalui proses belajar mengajar yang di awali dengan kemampuan menulis dengan  pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya membaca dengan tulisan melainkan membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah.
Fitrah sebagai faktor pembawaan sejak manusia lahir dapat di pengaruhi oleh lingkungan luar dirinya, bahkan ia tidak akan dapat berkembang sama sekali bila tanpa adanya pengaruh dari lingkungan itu. Dari interprestasi tentang fitrah diatas dapat di simpulkan bahwa meskipun fitrah itu dapat di pengaruhi oleh lingkungan, namun kondisi fitrah tersebut tidaklah netral terhadap pengaruh dari luar.Potensi yang terkandung di dalamnya secara dinamis mengadakan reaksi atau response (jawaban) terhadap pengaruh tersebut.
3.      Fitrah peserta didik aliran konvergensi menurut pandangan Islam
Konvergensi itu sendiri adalah faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan merupakan perpaduan, yang menentukan perkembangan seseorang.[23]Jauh sebelum William Lois Stern dengan teori konvergensinya, Rasulullah Saw telah menyampaikan bahwa faktor pembawaan dan lingkungan yang mempengaruhi seorang anak. Beliau Saw bersabda :
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ بَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُوْلُ آَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ (فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ( أخرجه البخاري في كتاب الجنائز )

 Dari Abu Hurayrah, Ia berkata : Rasulullah Saw bersabda : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya-lah yang menjadikannya seorang yahudi, Nasrani, atau majusi…..” ( al-Bukhari & Abu Daud)

Apa yang di sabdakan Rasulullah Saw, يُوْلَدُمَوْلُوْدٍكُلُّ mengisyaratkan bahwa perkembangan anak itu dipengaruhi oleh faktor internal yang berupa pembawaan dan keturunan. Selain itu, faktor eksternal yang berupa lingkungan yang terdapat di sekeliling anak juga ikut mempengaruhi perkembangannya. Hal ini seperti tersurat dalam potongan hadis يُنَصِّرَانِهِوْأَيُمَجِّسَانِهِأَوْيُهَوِّدَانِهِفَأَبَوَاهُالْفِطْرَةِعَلَى. Dengan demikian, lingkungan baik pembawaan yang berasal dari dala diri anak maupun lingkungan yang berasal dari luar dirinya, keduanya memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwanya




















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.   Hereditas dapat di artikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya.
Orang seringmengartikanlingkungansecarasempit, seolah-olahlingkunganhanyalahalamsekitardiluardirimanusia/individu.
2.   Pengaruhnya yakni menurut beberapa ahli di antaranya Abbot Gregor mendel dan T.H Morgan yang menyatakan tentang genesis yang mempengaruhi hereditas dan lingkungan.
3.   Pengaruhnya melalui pewarisan sifat genius dan penelitian tentang pertumbuhan anak       kembar baik secara farental maupun identikal.
4. Kontribusinya dapat dibagi menjadi beberapa aspek seperti bidang pertumbuhan dan   perkembangan fisik, mental, dan sikap-sikap, keyakinan dan nilai-nilai dalam hereditas dan lingkungan.
5.      Pandangan secara empirisme itu dari faktor lingkungan, sedangkan nativisme melalui pembawaan sejawk lahir dan konvergensi menggabungkan itu semua yakni lingkungan dan pembawaawn sejak lawhir.
6.      Sama-sama saling terkait antara aliran-aliran dengan pandangan Islam dimana pertumbuhan dan perkembangan anak di mulai dari lingkungan dan pembawaan sejak lahir sedangkan perbedaannya kalau Islam pendidikannya dari anak tersebut dalam kandungan sedangakan menurut ilmuan barat ketika seorang anak lahir.
7.      Fitrah peserta didika menurut beberapa aliran yang mengaitkan dengan pandangan Islam itu saling bersinambungan dimana sama bagi peserta didik dalam menumbuhan dan mengembangakan fitahnya yakni melalui lingkungan dan pembawaan sejak lahir.

            B. SARAN

            Dalam hal ini kami meminta masukan berupa kritik dan saran dari para pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih sempurna lagi, dan harapan kami makalah ini bermanfaat bagi penambambahan wawasan kita dalam dunia pendidikan agama islam ini.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Fida’ Isma’il Ibn Kathir, Abu .Tafsir Al-Quran al- ‘Azim. cet I. juz 3 .  al-Qahirah : Dar al- hadith. 1988
A’la al-maududi, Abu .Towards Understanding Islam.Lahore : Idara Tarjuman Al-Quran ( PVT). LTD. tt.
Getteng, A. Rahman.  Pendidikan Islam dalam Pembangunan. Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1997
Kartono, Kartini .Psikologi Anak.Bandung : Alumni. 1982
Muhammad al- Tawmi al-Shaybani, Omar.Falsafah al-Tarbiayat al-Islamiyah.terj. Langgulung dengan judul.falsafah Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 1979
Noor HS, M .Himpunan Istilah Psikologi .Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1996
Sobur, Alex. psikologi Umum.Bandung : Pustaka Setia. 2003
Sad Iman, Muis. Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey  .Yogyakarta: Safiria Insania Press. 2004
shalahuddin,Mahfud.Pengantar psikologi pendidikan.Surabaya : PT Bina Ilmu. 1987
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2006
S. Reber, Arthur.The Penguin Dictionary of Psychologi. Ringwood Victoria : Penguin Books Australia Ltd. 1988.
Suryabrata, Sumadi . Psikologi Pendidikan.  Jakarta: Rajawali Pers. 2010
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan,suatu pendekatan baru, remaja . Bandung: Rosdakarya.1995.

Wade ,Carole dan Carol Tavris. Psikologi.Jakarta : Erlangga. 2007
Zakiyah, Darajat. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.cet II . Jakarta : Bumi Aksara. 2001


 http://biomansmaitnh.blogspot.com/2011/08/hereditas-bag-6.html









[1] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),hal.82-84
[2]Ibid. Hal 84
[3]Ibid, hal 89
Parental (P) : induk, tetua, fililal ( F) : keturunan, genotipe : sifat yang tidak tampak dari luar, fenotipe : sifat yang tampak jelas dari luar, Dominan : sifat yang muncul pada keturunannya, resesif : sifat yang tidak muncul pada keturunannya.

[4]http://supendikok.blog.com/2011/06/25/hereditas-dan-lingkungan/

[5]Ibid. hal 85
[6]Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi, ( Jakarta : Erlangga,2007), hal 96-97

[8]Ibid, hal 96

[10]Mahfud shalahuddin,Pengantar psikologi pendidikan, ( Surabaya : PT Bina Ilmu, 1987), hal 62-63
[11]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal 178
[12]Arthur S. Reber, The Penguin Dictionary of Psychologi, (Ringwood Victoria : Penguin Books Australia Ltd, 1988), hal 148 dan Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,suatu pendekatan baru, remaja ( Bandung: Rosdakarya, 1995)
[13]Alex Sobur, psikologi Umum dalam Lintas Sejarah,( Bandung : Pustaka Setia, 2003), hal 148
[14]Ibid, hal 147
[15] Kartini Kartono, Psikologi Anak, ( Bandung : Alumni, 1982), hal 34
[16]Muis Sad Iman, Pendidikan Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey  (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), hal 28
[17]A. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam Pembangunan, ( Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1997),
    Hal 11
[18]Zakiyah Darajat, metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, cet II ( Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hal 268
[19]“ fitrah Allah : Maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri agama, yaitu agama tauhid. Kalau tidak ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal tidaklah wajar.Mereka tidak beragama tauhid itu lantaran pengaruh lingkungan.

[20] Abu al-Fida’ Isma’il Ibn Kathir, Tafsir Al-Quran al- ‘Azim, cet I, juz 3 ( al-Qahirah : Dar al- hadith, 1988),
     Hal 417
[21]Abu A’la al-maududi, Towards Understanding Islam, ( Lahore : Idara Tarjuman Al-Quran ( PVT), LTD, tt),
    Hal 4-6
[22]Omar Muhammad al- Tawmi al-Shaybani,  Falsafah al-Tarbiayat al-Islamiyah, terj. Langgulung dengan judul, falsafah Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hal 40
[23]M. Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi, ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal 107

1 komentar:

  1. Wynn & Encore Restaurants | MapyRO
    › restaurants › wynn-and-encore › restaurants 삼척 출장마사지 › wynn-and-encore This 충청북도 출장샵 Las Vegas Strip resort 속초 출장안마 is the center 하남 출장마사지 of all things Las Vegas. Featuring 오산 출장샵 a Casino, Sports Book, Fitness Center, High Roller, Shopping Mall,

    BalasHapus