BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Masing-masing
individu lahir kedunia dengan suatu hereditas tertentu.Ini berarti, bahwa
karakteristik individu di peroleh melalui pewarisan atau pemindahan dari cairan
-cairan “germinal” dari pihak orang tuanya. Di samping itu individu tumbuh dan
berkembang tidak lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis
maupun lingkungan sosial.Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks
merupakan hasil interaksi dari hederitas dan lingkunga.Agar kita mengerti dan
mengontrol perkembangan tingkahlaku manusia, kita hendaknya mengetahui hakikat
dan peranan masing-masing (hereditas danl ingkungan) dan bagaimana fitrah
seorang peserta didik dalam aliran empirisme, nativisme dan konvergensi yang di
dalamnya terpaut dalam pandangan Islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hereditas dan lingkungan?
2. Apa pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap
pertumbuhan ?
3. Apa pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap
perkembangan ?
4. Bagaimanakah
kontribusi yang saling berhubungan dari hereditas dan lingkungan?
5. Bagaimanakah
pandangan aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi tentang pertumbuhan dan
perkembangan manusia.
6. Apa persamaan dan perbedaan aliran empirisme, nativisme dan
konvergensi dengan pandangan Islam?
7.
Bagaimanakah fitrah peserta didik yang di tinjau berdasarkan aliran empirisme,
nativisme dan konvergensi menurut pandangan Islam ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa definisi hereditas dan lingkungan itu sendiri.
2. Untuk mengetahui pengaruh hereditas dan
lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia.
3. Untuk mengetahui kontribusi yang saling berhubungan dari hereditas
dan lingkungan.
4. Untuk mengetahui pandangan aliran
empirisme, nativisme dan konvergensi baik menurut pandangan barat dan Islam.
5. Untuk mengetahui fitrah peserta didik menurut beberapa aliran dalam
pandangan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN HEREDITAS DAN LINGKUNGAN
Hereditas dapat di artikan sebagai
pewarisan, atau pemindahan biologis, karateritis, individu, dari pihak orang
tuanya. Menurut Witherington, hereditas adalah suatu proses penurunan
sifat-sifat atau benih dari generasi ke generasi lain, melalui plasma benih
bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh.
Orang sering mengartikan lingkungan,
secara sempit seolah-olah lingkungan hanyalah alam sekitar di luar diri manusia
atau individu, lingkungan itu sebenarnya mencangkup segala materil dan stimuli
didalam dan di luar individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun
sosialkultural. [1]
B.
PENGARUH
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
1.
Penemuan
dari Abbot Gregor Mandel ( 1867)
Setiap hasil pengamatan oleh Mendel dianalisis dengan menghasilkan
kesimpulan yang terkenal dengan sebutan “ Hukum Mendel”. Hukum Mendel ini di laporkan
dalam sebuah paper pada tahun 1865 yang kemudian di terbitkan tahun 1866. Hukum
Mendel terditri atas tiga item, masing-masing berbunyi sebagai berikut:
a. Sifat-sifat warisan atau keturunan di hasilkan oleh apa yang di
sebut Mendel. “ elements” atau “faktor” yang di teruskan dengan tidak berubah dari
generasi yang satu ke generasi yang berikutnya.
b. Dalam masing-masing individu, elemen-elemen, faktor- faktor itu
berbentuk pasangan-pasangan , di mana dalam satu pasangan dua elemennya
mempunyai pengeruh yang berbeda, salah satu elemen mendominasi elemen lainnya
sehingga dapat di katakan, bahwa elemen yang satu adalah “ dominant” dan
elemen yang lainnya “recessive”.
c. Ketika benih-benih terbentuk dalam individu, para anggota
masing-masing pasangan elemen memisahkan diri dari pasang-pasangan lainnya
sehingga membentuk pasangan baru dimana satu dari dua elemen yang berpasangan
berasal dari masing-masing induk ( orang tuanya), dan ini di turunkan kepada
keturunan atau anak cucunya.[2]
2.
Penemuan
T.H Morgan (1907)
Setiap kromosom organisme
mengandung banyak gen. Dua gen atau lebih yang terdapat pada satu kromosom di
sebut tertaut gen (gen linked). Peristiwa terbentuknya gen tertaut ini di sebut
tautan atau pautan. Gen-gen yang tertaut tersebut mempunyai dua sifat beda dan
terletak pada kromosom yang sama. Selain itu, gen-gen ini tidak dapat
memisahkan diri secara bebas yang sama. Selain itu, gen-gen ini tidak dapat
memisahkan diri secara bebas terutama pada gen-gen yang letaknya berdekatan.
Mereka cenderung memisah secara bersama-sama . terori ini di kembangkan oleh
Morgan dan Sutton pada tanaman ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) yang di silahkan dengan bunga
merah pollen bulat ( ppll). Hasil temuannya pada F1 adalah bunga ungu pollen
lonjong ( PpLl). Adapun hasil pada F2
ternyata dihasilkan rasio fenotip : ungu: merah = 3:1. Berikut ini contoh
persilangan ercis yang memiliki tautan gen.[3]
Berikut ini adalah bagan penyilangannya.
P1 unggu pollen lonjong
>< merah pollen bulat
PPLL ppll
Gamet PL pl
F1 PpLl ( ungu pollen lonjong) 100 %
Jika F1 disilangkan dengan F, maka
P2 unggu pollen lonjong ><
unggu pollen lonjong
Gamet PpLl PpLl
PL PL
Pl Pl
pL pL
pl pl
Rasio fenotip F2 = ungu lonjong : merah
lonjong : ungu bulat : merah bulat = 9 : 3 : 3 :1, jadi rasio Fenotip ungu dan
merah yakni 3 :1
3.
Proses
Hereditas
dalam pertumbuhan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari proses hereditas adalah
sebagai berikut:
a. Sifat-sifat pribadi manusia pada umumnya tergantung pada pengaruh
kombinasi-kombinasi “genes”
b. Sel-sel benih dari masing-masingorang tua ayah dan ibu berisikan
bermacam-macam kombinasi “genes” sebagai akibat dari adanya pembiakan sel-sel.
c. Sel-sel diri ayah dan
dari ibu bertemu dan berinteraksi
menghasilkan organisme baru yang membentuk berbagai macam kombinasi “genes”
pada anak keturunannya.[4]
4.
Pengaruh
lingkungan terhadap pertumbuhan.
Tingkah
laku manusia dapat di lakukan, terdiri atas empat macam:
a. Insting yakni
aktivitas yang hanya menuruti kodrat dan tidak melalui belajar.
Contoh: ketika seorang bayi dengan sendirinya belajar untuk tengkurap tanpa dia belajar
dari lingkungan orang lain.
b. Habits yakni
kebiasaan yang di hasilkan dari latihan atau aktivitas yang berulang ulang.
Contoh: Makan menggunakan tangan kanan yang di latih waktu kita masih kecil, sampai sekarang menjadi suatu
kebiasaan.
c. Native Behavor yakni
tingkah laku pembawaan, mengikuti mekanisme hereditas.
Contoh: Emosional pada bapak biasanya akan
menurunkan kepada anaknya.
d. Aqcuired behavor
yakni tingakah laku yang didapat sebagai hasil belajar.
Contoh : anak manusia di India yang di
besarkan oleh sipanse, dari pola berjalan dan makan sama apa yang dilakukan
oleh sipnse. Ketika anak tersebut di masukan ke dalam rehabilitas untuk
menyesuaikan bagaimana kehidupan manusia, anak tersebut lama untuk
bisa menyusuaikan diri dan akhirnya mati.
C.
PENGARUH
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PERKEMBANGAN
1.
Pewarisan
sifat genius
Pewarisan genius menurut Francis Galton adalah merupakan pewarisan
dari hereditas. Hal ini dia peroleh dari hasil penelitian yang dilakukannya
terhadap
beberapa
keluarga. Para psikolog pun akhirnya tidak setuju menurut mereka Galton lalai dalam melakukan
penelitian. Psikolog itu adalah A. De Candolle, dia berpendapat bahw yang
mempengaruhi adalah faktor lingkungan bukan hereditas. Hal ini didukung oleh
Henry H. Goddard (1912) yang telah membuktikan pendapat dari Candolle.
Pertumbuhan mental adalah hal yang perlu diteliti karena sangat mempengaruhi
pada individu. Seorang ilmuan yang sudah melakukan penelitian yaitu Winthrop N.
Kellogg, dia melakukan penelitian terhadap anak yang berusia 10 bulan dan anak
simpanse yang berumur 7,5 bulan. Setelah melakukan penelitian yang cukup lama, Kellog telah menemukan jawabannya.
Perkembangan mental simpanse dengan manusia ternyata lebih cepat pada masa masa
itu. Lalu dalam perkembangan selanjutnya simpase mengalami penurunan . Berganti
yang anak manusia lebih cepat berkembang. Hal ini membuktikan bahwa adanya
pengaruh hereditas terhadap perkembangan individu dalam setiap kehidupannya.[5]
2.
Penelitian tentang pertumbuhan
anak kembar
Ada dua macam anak kembar, masing-masing yaitu
:
a. Fratenal twins( kembar fratenal) yaitu terjadi jika sebuah indung telur wanita melepaskan dua telur ( bukan
satu) dan setiap telur dibuahi oleh sebuah sperma yang berbeda. Kembar
fratenal merupakan pasangan dalam
kandungan, namun secara genetis mereka tidak mirip di bandingkan pasangan
saudara kandung atau kembar, di samping itu mereka juga dapat berjenis kelamin
berbeda.[6]
b.
Indentical twins ( kembar identik) yaitu
saudara kembar yang tumbuhsatu sel telur saja.[7]Maksudnya jika sebuah sel telur yang telah di buahi terbelah menjadi dua
bagian, kemudian berkembang menjadi dua embiro yang terpisah.[8]
Penelitian yang dilakukan terhadap anak kembar.
Hal ini telah dilakukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Edward L. Thorndike.
Dia melakukan penelitian terhadap anak kembar sebanyak 50 pasang anak. Setelah
diadakannya penelitian itu ternyata dapat disimpulkan bahwa nilai yang didapat
hampir sama. Tes juga diberikan kepada anak yang tidak kembar juga, dan
ternyata hasilnya lebih baik yang ada dalam kembar. Hal ini membuktikan bahwa
hereditas sangatlah mempengaruhi pertumbuhan kemampuan si anak dalam
pembelajarannya. Penelitian ini juga dilakukan oleh Wingfield Holzinger dan Mc.
Nemar hasilnya pun sama dengan yang didapat oleh Edward.[9]
D.
KONTRIBUSI YANG SALING
BERHUBUNGAN DARI HEREDITAS DAN LINGKUNGAN
1. Dalam bidang
pertumbuhan dan perkembangan fisik,
Sumbangan heriditas : tinggi
, bentuk, kerangka, dan struktur badan disebabkan oleh pertumbuhan potensi
potensi atau sifat-sifat dalam gen.
Sumbangan lingkungan : segenap pengaruh
hereditas itu dapat di ganggu olehlingkungan yang abnormal. Terlebih lebih
kesehatan jasmaniyah dan kehidupan itu sendiri tergantung pada baik-tidaknya
pemeliharaan.
2. Dalam bidang
pertumbuhan dan perkembangan mental.
Sumbangan hereditas : bukti-bukti menunjukkan,
bahwa anak-anak yang lahir dengan berbagai
kapasitas mental, dengan berbagai potensi musik, melukis, menyanyi,
menukang, berpidato dan sebagainya, dalam batas-batas tertentu adalah tumbuh
dan berkembang secara genetis.
Sumbangan lingkungan : lingkungan-lingkungan
yang baik dibutuhkan untuk mengembangkan kapasitas mental pada taraf-taraf yang
diharapkan.
3. Dalam bidang
kesehatan mental dan emosi serta kepribadian
Sumbangan hereditas : manusia dilahirkan dengan
struktur sistem jasmaniah seperti saraf, kelenjar-kelenjar, dan organ-organ
yang semua itu menentukan stabilitas
emosi serta membedakan kapasitas mental.
Sumbangan lingkungan : sudah jelas jika ada
anak-anak yang tinggal dalam lingkungan yang bersi dan sehat, yang dalam
keluarganya itu penuh kasih sayang dan ramah tamah, maka besar kemungkinan anak
itu tumbuh dan berkembang dengan mental dan emosi yang baik.
4. Dalam hal
sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai.
Sumbangan hereditas : posisi dan pandangan
hidup sangat banyak tergantung pada kapasitas-kapasitas pribadi yang dalam
batas tertentu adala diwariskan.
Sumbangan lingkungan : sikap-sikap, keyakinan,
nilai-nilai itu kebanyakan berkembang dari kultur dimana mereka dilahirkan.
Yang kemudian sangat dipengaruhi oleh ego, pribadi dan belajar. Karena itu ,lingkungan
ikut membentuk sikap-sikap, keyakinan, dan nilai-nilai pada individu.[10]
E. PANDANGAN ALIRAN EMPIRISME, NATIVISME DAN KONVERGENSI TENTANG
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
1.
Aliran Empirisme atau aliran lingkungan
Aliran empirisme berpendapat
bahwa perkembangan itu semata- mata tergantung kepada faktor lingkungan,
sedangkan dasar tidak memainkan sama sekali.[11]
Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran nativisme, dengan contoh utama
John Locke ( 1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The school of British Empiricism” yang di maknai sebagian pemikir
Amerika dengan nama aliran lingkungan atau psikologi lingkungan.[12]
Ada juga yang mengemukakan
bahwa anak yang baru lahir laksana kertas putih bersih atau semacam tabula rasa( tabula = meja, rasa = lilin), yaitu meja yang tertutup
lapisan lilin putih. Kertas putih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan
warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Begitu pula meja yang
berlilin, dapat dicat dengan warna warni, sebelum di tempelkan. Anak di
umpamakan bagaikan kertas putih yang bersih, sedangkan warna tinta, di
umpamakan sebagai lingkungan ( pendidikan) yang akan berpengaruh terhadapnya.[13]
Contohnya ketika seorang
bayi baru berumur 1 tahun, seorang bayi tidak tahu apa yang di lakukannya,
sampai seorang ibu memberi pendidikan maupun yang lainnya. Dengan seksama
seorang bayi akan merespon dan mengikuti apa yang seorang ibu lakukan.
2.
Aliran Nativisme atau aliran pembawaan
Aliran nativisme merupakan
sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran
psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Athur Schopenhauer ( 1788- 1860),
seorang filosof Jerman. Aliran filsafat
ini konon di juluki sebagai aliran pesimistis
yang memandang segala sesuatu dengan “ kacamata hitam”. Hal ini di
karenakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan
pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Aliran ini mengemukakan
bahwa manusia yang baru di lahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik
berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya maupun di takdirkan
demikian. Manakala pembawaanya itu baik, baik pula anak itu kelak, ataupun
sebaliknya bila naka itu buruk maka
buruk pula pada masa dewasanya.[14]
contoh aliran nativisme, ada
seorang ibu yang melahirkan anaknya di tangah hutan, tetapi si ibu tersebut
meninggal dunia seketika. Bayi tersebut kemudian di pelihara oleh seekor
serigala, dari yang mengurus, memberi makan dan lain-lain. Pengurusan itu dapat
berarti sebagai suatu pendidikan ( lingkungan) yang berpengaruh terhadap anak
manusia. Kita tahu bahwa serigala hanya dapat berjalan dengan menggunakan
keempat kakinya.Tapi seketika itu induk serigala merasa aneh, karena anak
peliharaanya dapat berjalan dengan dua kaki.Padahal serigala tadi memberi contoh
pengajaran dengan menggunakan empat kaki.Dengan demikian, menurut aliran ini,
anak manusia itu tidak perlu untuk di beri pendidikan, karena baik atau
buruknya anak tersebut sudah di tentukan oleh pembawaannya sejak lahir.
3.
Aliran konvergensi atau aliran persesuaian
Aliran ini merupakan perpaduan antara empirisme dan
nativisme, yang keduanya di pandang sangat berat sebelah.Aliran ini
menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini
yakni Louis William Stern ( 1871-1938). Menurut aliran ini faktor yang
mempengaruhi perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada lingkungan atau
pengalaman, juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada dua
faktor yang sama pentingnya.
Perkembangan yang sehat
akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang di berikan lingkungan
pontensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan
seorang anak. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala
pengaruh lingkungan rusak, bahwa melumpuhkan potensi psiko-fisis anak.[15]
F. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ALIRAN EMPIRISME, NATIVISME DAN KONVERGENSI
DALAM PANDANGAN ISLAM
Persamaannya:
Keduanya mengakui pentingnya faktor pembawaan. Peserta didik
berperan besar dalam membentuk dan mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Sedang pendidik bertugas mendampingi peserta didik mengembangkan
potensinya. Jadi, pendidik hanya sebagai fasilitator dalam pendidikan.
Perbedaannya:
Dalam pendidikan Islam karena adanya nilai agama yang
memiliki kebenaran mutlak maka pendidik bukan hanya sekedar pembantu tetapi ia
bertanggungjawab akan terbentuknya kepribadian muslim pada
peserta didik.[16]Jadi, tanggung jawab pendidik dalam
perspektif Islam lebih besar daripada pendidik perspektif aliran nativisme.
G. BAGAIMANA FITRAH ANAK DIDIK YANG DI TINJAU BERDASARKAN ALIRAN EMPIRISME,
NATIVISME DAN KONVERGENSI DALAM PANDANGAN ISAM
Sebelum kita membahas lebih
jauh, alangkah baiknya apabila kita mengetahui apayang di maksud dengan peserta
didik atau anak didik.
Pendidikan ibarat uang logam, selalu memiliki dua
sisi. Satu pihak bertugas mengajar, sedangkan pihak yang lain tugasnya belajar.
Satu sisi memberi, sisi lain menerima. Anak didik merupakan salah satu dari dua
sisi tersebut yang memiliki tugas menerima konsep pendidikan agar dalam dirinya
terbentuk islam muslim yang tahu akan Tuhan dan agamanya. Demikian pula ia
harus memiliki akhlak al-Quran, bersikap dan bertindak sesuai akidah al-Quran,
berfikir dan berbuat demi kepentingan umat.[17]
Anak didik dalam pandangan Islam adalah anak yang
sedang tumbuh dan berkembang baik secara fisik dan psikologis untuk mencapai
tujuan pendidikan melalui lembaga pendidikan. Manusia yang belum dewasa, dalam
proses kematangan dan integrasi, adalah objek pendidikan. Artinya mereka adalah
sarana atau “ bahan” yang di bina.[18]
Pengertian tersebut memberikan arti bahwa anak didik
adalah anak yang belum dewasa, yang dalam artian mencerminkan keinginan untuk
tumbuh dan berkembang dari orang lain untuk menjadi dewasa. Anak kandung adalah
anak didik keluarga, siswa atau murid adalah anak didik di sekolah.Ini
menandakan bahwa keseluruhan anak tersebut sangat tergantung pada orang dewasa
yang harus memahaminya sebagai orang sangat membutuhkan bantuan untuk tumbuh
dan berkembang sesuai dengan pengertian dan tujuan pendidikan Islam.
1.
Fitrah peserta didik menurut aliran nativisme dalam pandangan Islam
Para penganut aliran nativisme
berpandangan bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan
buruk.Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang
sudah dibawa sejak lahir.Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan
keberhasilan pendidikan di tentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan
bahwa “ yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik akan menjadi baik”.
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan
berguna untuk perkembangan anak itu sendiri dalam proses belajarnya. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada
artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan
anak. Pembawaan baik dan buruk ini tidak dapat di ubah oleh kekuatan luar,
Islam menyebutnya dengan fitrah, sebagaimana yang di sebutkan dalam al-Quran :
فَأَقِمْ
وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚفِطْرَتَ الَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
ۚلَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ الَّهِ ۚذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“maka hadapkanlah wajahmu
dengan Lurus kepada agama Allah : (tetaplah atas) fitrah [19]Allah yang telah menciptakan manusia fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah ) agama yang lurus ; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui”. ( QS. Ar-Rum [30]: 30)
Hal tersebut mengandung implikasi kependidikan bahwa
di dalam diri manusia terdapat potensi dasar beragama yang benar dan lurus
yaitu agama Islam. Potensi dasar inilah yang tidak dapat di ubah oleh siapapun
atau lingkungan apapun, karena fitrah ini merupakan ciptaan Allah yang tidak
akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya dalam tiap pribadi manusia.
Berdasarkan interprestasi demikian, maka pendidikan Islam bisa dikondisikan
berfaham nativisme. Selain itu juga
terdapat sabda Nabi Saw yang dapat di jadikan sumber pandangan nativisme seperti berikut ini :
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى
اللهِ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ بَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ
الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ
ثُمَّ يَقُوْلُ آَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ (فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ
فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ
الْقَيِّمُ ( أخرجه البخاري في كتاب الجنائز )
“ Dari Abu Hurayrah, Ia berkata : Rasulullah
Saw bersabda : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang
tuanya-lah yang menjadikannya seorang yahudi, Nasrani, atau majusi…..” (
al-Bukhari & Abu Daud)
Pengertian yang bersumber dari dalil di atas diperkuat
oleh imam Ibn Katsir yang berpendapat bahwa agama Islam adalah agama fitrah.[20]
Pendapat Muhammad Abduh ini serupa dengan pendapat Abu A’la Al- Maududi yang
mengatakan agama Islam adalah identik dengan watak asli manusia ( human nature).[21]
Manusia menerima Islam bukan karena paksaan , melainkan karena
adanyakecendrungan asli itu yaitu fitrah Islamiah.
2.
Fitrah peserta didik aliran empirisme menurut pandangan Islam
Pengalaman belajar yang di peroleh anak dalam
kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang berupa
stimulan-stimulan.Stimulasi ini berasal dari ala bebas ataupun di ciptakan oleh
orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.Bahwa anak dalam perkembangannya
menjadi manusia dewasa mutlak di tentukan dan di pengaruhi oleh lingkungannya,
atau oleh pendidikan dan pengalaman yang di terimanya sejak kecil. Dengan
ibarat lain, bahwa akal anak itu laksana kertas putih ( tabula rasa).
Para pakar pendidikan yang
berpendapat demikian seperti John Locke ( filosof barat ), dan al-Kindi, Ibn
Sina, al-farabi ( filosof Islam ), sebagaimana di kutip oleh al-Syaibani.[22]
Dengan demikian menurut aliran ini, pada dasarnya manusia dapat di didik
menjadi apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya. Dalam aliran ini
dalil-dalil yang dapat di interprestasikan untuk mengartikan “ fitrah” yang
mengandung kecenderungan yang netral ialah antara lain sebagai berikut :
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ
أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ
وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“ Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Dan Dia
memberi pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”( QS. An-Nahl [16] : 78).
Fitrah Allah tersebut,
menjadi petunjuk bahwa kita harus melakukan usaha pendidikan sebab dengan
potensi pendengaran, penglihatan, dan hati, manusia bisa di didik.
Terdapat juga dari surat Al-‘Alaq 3-4 di nyatakan oleh
Allah sebagi berikut :
إِقْرَأْ
وَ رُبُّكَ الأَكْرَامُ
ا
لّذْ ي عَلَّم بِا لْقَلَمْ
“ Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha Pemurah, yang mengajar”
( manusia) dengan perantara
kalam”. (
QS> Al-‘Alaq [96]: 3-4).
Ayat tersebut menunjukan bahwa manusia tanpa
melalui belajar, niscaya tidak akan mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan
bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manuisa akan berkembang jika
melalui proses belajar mengajar yang di awali dengan kemampuan menulis
dengan pena dan membaca dalam arti luas,
yaitu tidak hanya membaca dengan tulisan melainkan membaca segala yang tersirat
di dalam ciptaan Allah.
Fitrah sebagai faktor
pembawaan sejak manusia lahir dapat di pengaruhi oleh lingkungan luar dirinya,
bahkan ia tidak akan dapat berkembang sama sekali bila tanpa adanya pengaruh
dari lingkungan itu. Dari interprestasi tentang fitrah diatas dapat di
simpulkan bahwa meskipun fitrah itu dapat di pengaruhi oleh lingkungan, namun
kondisi fitrah tersebut tidaklah netral terhadap pengaruh dari luar.Potensi
yang terkandung di dalamnya secara dinamis mengadakan reaksi atau response
(jawaban) terhadap pengaruh tersebut.
3.
Fitrah peserta didik aliran konvergensi menurut pandangan Islam
Konvergensi itu sendiri adalah faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan
merupakan perpaduan, yang menentukan perkembangan seseorang.[23]Jauh
sebelum William Lois Stern dengan teori konvergensinya, Rasulullah Saw telah
menyampaikan bahwa faktor pembawaan dan lingkungan yang mempengaruhi seorang
anak. Beliau Saw bersabda :
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى
اللهِ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ إلاَّ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ بَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ
الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّوْنَ فِيْهَا مِنْ جَدْعَاءَ
ثُمَّ يَقُوْلُ آَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ (فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ
فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَتَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ
( أخرجه البخاري في كتاب الجنائز
)
“ Dari Abu Hurayrah, Ia berkata : Rasulullah
Saw bersabda : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang
tuanya-lah yang menjadikannya seorang yahudi, Nasrani, atau majusi…..” (
al-Bukhari & Abu Daud)
Apa yang di sabdakan Rasulullah Saw, يُوْلَدُمَوْلُوْدٍكُلُّ mengisyaratkan bahwa
perkembangan anak itu dipengaruhi oleh faktor internal yang berupa pembawaan
dan keturunan. Selain itu, faktor eksternal yang berupa lingkungan yang
terdapat di sekeliling anak juga ikut mempengaruhi perkembangannya. Hal ini
seperti tersurat dalam potongan hadis يُنَصِّرَانِهِوْأَيُمَجِّسَانِهِأَوْيُهَوِّدَانِهِفَأَبَوَاهُالْفِطْرَةِعَلَى. Dengan demikian, lingkungan
baik pembawaan yang berasal dari dala diri anak maupun lingkungan yang berasal
dari luar dirinya, keduanya memiliki pengaruh terhadap perkembangan jiwanya
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Hereditas dapat di artikan sebagai
pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang
tuanya.
Orang seringmengartikanlingkungansecarasempit, seolah-olahlingkunganhanyalahalamsekitardiluardirimanusia/individu.
2.
Pengaruhnya yakni menurut beberapa ahli di antaranya
Abbot Gregor mendel dan T.H Morgan yang menyatakan tentang genesis yang
mempengaruhi hereditas dan lingkungan.
3. Pengaruhnya
melalui pewarisan sifat genius dan penelitian tentang pertumbuhan anak kembar baik secara farental maupun
identikal.
4.
Kontribusinya dapat dibagi menjadi beberapa aspek seperti bidang pertumbuhan
dan perkembangan fisik, mental, dan
sikap-sikap, keyakinan dan nilai-nilai dalam hereditas dan lingkungan.
5.
Pandangan secara empirisme itu dari faktor lingkungan,
sedangkan nativisme melalui pembawaan sejawk lahir dan konvergensi
menggabungkan itu semua yakni lingkungan dan pembawaawn sejak lawhir.
6.
Sama-sama saling terkait antara aliran-aliran dengan
pandangan Islam dimana pertumbuhan dan perkembangan anak di mulai dari
lingkungan dan pembawaan sejak lahir sedangkan perbedaannya kalau Islam
pendidikannya dari anak tersebut dalam kandungan sedangakan menurut ilmuan
barat ketika seorang anak lahir.
7.
Fitrah peserta didika menurut beberapa aliran yang
mengaitkan dengan pandangan Islam itu saling bersinambungan dimana sama bagi
peserta didik dalam menumbuhan dan mengembangakan fitahnya yakni melalui
lingkungan dan pembawaan sejak lahir.
B. SARAN
Dalam hal ini kami meminta masukan
berupa kritik dan saran dari para pembaca untuk menjadikan makalah ini lebih
sempurna lagi, dan harapan kami makalah ini bermanfaat bagi penambambahan
wawasan kita dalam dunia pendidikan agama islam ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fida’ Isma’il Ibn Kathir, Abu .Tafsir
Al-Quran al- ‘Azim. cet I. juz 3 .
al-Qahirah : Dar al- hadith. 1988
A’la al-maududi, Abu .Towards
Understanding Islam.Lahore : Idara Tarjuman Al-Quran ( PVT). LTD. tt.
Getteng, A. Rahman. Pendidikan Islam dalam Pembangunan.
Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1997
Kartono, Kartini .Psikologi Anak.Bandung : Alumni. 1982
Muhammad al- Tawmi al-Shaybani, Omar.Falsafah al-Tarbiayat al-Islamiyah.terj.
Langgulung dengan judul.falsafah
Pendidikan Islam. Jakarta : Bulan Bintang. 1979
Noor HS, M .Himpunan Istilah
Psikologi .Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. 1996
Sobur, Alex. psikologi Umum.Bandung
: Pustaka Setia. 2003
Sad Iman, Muis. Pendidikan
Partisipatif: Menimbang
Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey .Yogyakarta: Safiria Insania Press. 2004
shalahuddin,Mahfud.Pengantar psikologi pendidikan.Surabaya : PT Bina Ilmu. 1987
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta. 2006
S. Reber, Arthur.The Penguin
Dictionary of Psychologi. Ringwood Victoria : Penguin Books Australia Ltd.
1988.
Suryabrata, Sumadi . Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
2010
Syah, Muhibbin. Psikologi
Pendidikan,suatu pendekatan baru, remaja . Bandung: Rosdakarya.1995.
Wade ,Carole dan Carol Tavris. Psikologi.Jakarta
: Erlangga. 2007
Zakiyah, Darajat. Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam.cet II . Jakarta : Bumi Aksara. 2001
http://biomansmaitnh.blogspot.com/2011/08/hereditas-bag-6.html
[2]Ibid. Hal 84
[3]Ibid,
hal 89
Parental (P)
: induk, tetua, fililal ( F) :
keturunan, genotipe : sifat yang
tidak tampak dari luar, fenotipe :
sifat yang tampak jelas dari luar, Dominan : sifat yang muncul pada
keturunannya, resesif : sifat yang
tidak muncul pada keturunannya.
[4]http://supendikok.blog.com/2011/06/25/hereditas-dan-lingkungan/
[5]Ibid. hal 85
[6]Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi, ( Jakarta : Erlangga,2007),
hal 96-97
[8]Ibid, hal 96
[11]Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal 178
[12]Arthur S. Reber, The Penguin Dictionary of Psychologi, (Ringwood Victoria : Penguin
Books Australia Ltd, 1988), hal 148 dan Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,suatu pendekatan baru, remaja ( Bandung:
Rosdakarya, 1995)
[13]Alex Sobur, psikologi
Umum dalam Lintas Sejarah,( Bandung : Pustaka Setia, 2003), hal 148
[14]Ibid, hal 147
[15] Kartini Kartono, Psikologi Anak, ( Bandung : Alumni, 1982), hal 34
[16]Muis Sad Iman, Pendidikan
Partisipatif: Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme
John Dewey (Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), hal
28
[17]A. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam Pembangunan, ( Ujung Pandang: Yayasan
al-Ahkam, 1997),
Hal
11
[18]Zakiyah Darajat, metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, cet II ( Jakarta : Bumi
Aksara, 2001), hal 268
[19]“ fitrah
Allah : Maksudnya ciptaan Allah, manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
agama, yaitu agama tauhid. Kalau tidak ada manusia tidak beragama tauhid, maka
hal tidaklah wajar.Mereka tidak beragama tauhid itu lantaran pengaruh
lingkungan.
[20] Abu al-Fida’ Isma’il Ibn Kathir, Tafsir Al-Quran al- ‘Azim, cet I, juz 3
( al-Qahirah : Dar al- hadith, 1988),
Hal 417
[21]Abu A’la al-maududi, Towards Understanding Islam, ( Lahore : Idara Tarjuman Al-Quran (
PVT), LTD, tt),
Hal 4-6
[22]Omar Muhammad al- Tawmi al-Shaybani, Falsafah al-Tarbiayat al-Islamiyah, terj.
Langgulung dengan judul, falsafah
Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hal 40
[23]M. Noor HS, Himpunan
Istilah Psikologi, ( Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), hal 107
Wynn & Encore Restaurants | MapyRO
BalasHapus› restaurants › wynn-and-encore › restaurants 삼척 출장마사지 › wynn-and-encore This 충청북도 출장샵 Las Vegas Strip resort 속초 출장안마 is the center 하남 출장마사지 of all things Las Vegas. Featuring 오산 출장샵 a Casino, Sports Book, Fitness Center, High Roller, Shopping Mall,